Jumat, 01 Desember 2023

Kita adalah kata yang telah selesai

Rintik hujan hari itu menjadi teman sepanjang perjalanan kita. Berada di belakang mu, menikmati gemericik air membasahi tubuh, meski dingin namun tak ku hiraukan, fokus ku hanya ingin menikmati hari itu tuk terakhir kalinya. Meski hanya sebentar namun tak mengapa, aku ingin pergi dilepas mu dan kembali membawa hati dan diri yang baru.

Iyah, aku berjanji, sekembalinya ku nanti aku akan menjadi diri yg baru, diri yg berhasil kau didik menjadi lebih baik, perjalananan kita selama 678 hari tak akan sia-sia, baik tentang sikap ku, cara ku, kepribadian ku, bahkan mimpi ku, eh bukan mimpi ku saja tapi mimpi kita.

Aku menentang dunia dan hati ku sendiri, dulu ketika dunia ku karam aku memilih pergi menepi sendiri, membawa hati dan diri enggan kembali, enggan berjumpa sesiapapun termasuk kau kakak ku.

Tapi kali ini enggak, aku mencoba hal baru, mengobati luka namun tetap bisa melihat dan kita berinteraksi.

Kau tau alasannya apa?
Hanya satu, semua tentang mimpi kita, mimpi yg harusnya diwujudkan bersama namun sekarang aku harus berjuang sendirian.

Tak mengapa, hitung-hitung aku menjajal kemampuan ku, jika dibayangkan berat, tapi yakinlah keras ku akan mengalahkan semua rasa sedih dan kehilangan.

Akan ku tunjukkan pada mu bahwa didikan mu berhasil, kau g salah menempatkan posisi, dan aku janji kau akan tersenyum bangga karena aku berhasil.

Kau tak perlu risau dengan segala gerak ku nanti selepas aku kembali.
Mungkin akan kau lihat aku yg ceria seperkian detik kemudian aku menggalau lagi. Aku juga belum pandai mengontrol hati, mohon doakan aku di sepertiga malam mu, biar aku ceria selalu tak menggalau melulu.

Aku beritau, kehilangan mu adalah hal paling berat dari banyaknya kehilangan yg pernah aku alami, bahkan lebih berat dari aku melepaskan cinta yg pernah ku ceritakan.

Lucu bukan..?
Tapi itulah nyatanya...

678 hari waktu yg cukup lama bukan..?
Selama itu aku tak pernah merasa sendiri, tak perlu ku ceritakan panjang lebar tentang 678 hari.
Itulah alasan mengapa berat sekali kali ini.

Hai kakak...
Jika nanti aku kembali dan belum terbiasa dengan perubahan ini tolong jangan mendekat lagi, jangan pernah ajak aku bicara lagi, jangan bertanya ini dan itu, karena pertahanan ku bisa runtuh kembali.

Ketika aku kembali kita akan tetap saling menjaga namun dalam riuh dan panjangnya doa.

Kehilangan mu dan kesendrian ku semoga menjadi langkah baru tuk kita menjadi pribadi yg lebih baik lagi. Kau dengan dunia mu, aku dengan dunia ku. Tak ada lagi kita, karena kita adalah kata yang sudah selesai.

Sampai kapan pun kau adalah saudara terbaik yg pernah Allah hadiahkan kepada ku.
Sosok hebat yg mampu melembutkan aku yg keras.
Orang yg mampu membuat ku menjadi sebaik-baik pendengar.
Teguran mu membuat ku serta merta terdiam dan menurut.
Terima kasih untuk segenap kebahagiaan yg pernah kau hadirkan di 678 hari kita bersama.
Maafkan belum sempurna menjadi yg kau ingin kan.

Semoga semesta mengabulkan tiap doa dan pinta mu.
Semoga Allah selalu menjaga kau dan keluarga mu, ujian kali ini menghadirkan tangisan bayi yg telah lama kau rindukan
Aamiin ya robbal 'alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar