Minggu, 09 Juli 2017

Tadinya dibuat tuk kominex diganti untuk kata sambutan eh ujungnya jadi puisi

Tulisan ini saya buat tanggal 10 November 2016 dalam rangkaian kegiatan akbar Olimpiade Pecinta Qur'an, nulisnya tengah malam sambil jalan menuju ke penginapan, konyol sekali bukan...?

Ya begitulah, abisnya inspirasi bisa didapat darimana saja dan kapan saja, tinggal diambil atau gak inspirasi itu.

Awalnya saya buat tulisan ini tuk menerbitkan kominex tapi tiba-tiba waktu subuh tanggal 11.11.16 ditelepon seseorang dan belio meminta tulisan saya direvisi karena mau dibacakannya saat kata sambutan.

Baru bangun tidur disuruh rombak tulisan rasanya itu ga bisa diungkapkan dengan kata-kata, ngantuk plus bingung tiba-tiba si penelepon bilang "endingnya nangis yah" tatkala saya menanyakan endingnya mau dibuat apa. Saya tadinya sih mikir ending ditutup dengan doa dan harapan atau ucapan terima kasih karena dijadikan kata sambutan eh dijawab endingnya menangis dan akhirnya berlipatgandalah  kebingungan saya.

Menghela nafas panjang, terdiam terus memutar memori kejadian 3 tahun silam yg pernah terjadi dan dialami sampai-sampai airmata menetes jatuh ke hape dan teman-teman sekamar bingung lihat saya nulis sambil ngomong sendiri plus menangis, pagi yang aneh.

Setelah itu taraaaa akhirnya jadilah tulisan dibawah ini (yang saya bold dan italic). Syukur alhamdulillah akhirnya kelar itu tulisan dan si penelepon suka dengan tulisan yg saya buat, sekali lagi alhamdulillah.

Dan ternyata tulisan yg katanya untuk dibaca sebagai kata sambutan  berubah menjadi pembacaan puisi, ketika mendengarnya merinding dan menangis pun tak dapat saya elakkan. Campuraduk rasanya, gak pernah tulisan yg saya buat dipublish dan dibaca orang lain di depan umum.

Ada rasa bahagia, haru dan sedih karena nama ku tak disertakan sebagai "penulis" tulisan ini, tapi tak apalah biarkan saja aku tak bernama di penduduk bumi namun aku bernama di penduduk langit, in syaa Allah.

11 November 2016...
Hari ini 3 tahun yg lalu di sebuah masjid yg in syaa Allah diberkahi menjadi titik awal perjuangan untuk mulai menumbuhkan kecintaan kepada kitab suci, pedoman seorang muslim.

Hari ini 3 tahun yg lalu dengan semangat memperbaiki diri dan menebarkan kebaikan ke penjuru negeri kita hadir dengan harapan bisa menjadi penyelamat negeri.

Iyah, kita..
Komunitas One Day One Juz yg hari ini tepat 3 tahun yg lalu perjuangan mengembalikan kecintaan kepada Al-Qur'an mulai dirintis, disebarkan dan diharapkan bermanfaat untuk umat.

3 tahun penuh perjuangan..
Perjuangan pengurus, panitia tiap event dan odojer agar tetap istiqomah, agar tetap berada dijamaah kebaikan ini, tetap bersama melantunkan ayat demi ayat surat cinta dari kekasih tercinta...

Diawali dengan Grand Launching ODOJ 4 Mei 2014, kita kukuhkan komunitas kebaikan ini, kita kabarkan ke seluruh penjuru negeri bahwa saat ini ada ODOJ yg ingin dan siap berkontribusi tuk perbaikan negeri...

OUN setahun kemudian dilaksanakan sebagai rangkain peringatan HUT RI, Republik yg kita cintai, OUN hadir untuk sekali lagi ingin menegaskan bahwa ODOJ ada UNTUK NEGERI ini.

Kegiatan demi kegiatan yg bernafaskan Al-Quran terus dan akan dilaksanakan tiada henti baik di Nasional maupun di Dewan Perwakilan Daerah yg dimiliki karena dengan begini ODOJ tetap bergerak dan akan terus bergerak untuk terus "Membumikan Al-Qur'an Melangitkan Manusia", kembali menjadikan Al-Quran sahabat terbaik umat muslim di zaman ini, menjadikan Al-Quran sebagai solusi untuk perbaikan diri hingga negeri.

Dan hari ini, kita berkumpul disini dalam rangkaian kegiatan Olimpiade Pencinta Al-Quran yg merupakan bagian perjuangan yg tak pernah henti untuk membumikan Al-Qur'an melangitkan manusia karena kita adalah Para Pencinta Al-Qur'an.

Mana pecinta Quran
Ini pecinta Quran
Yang mana Yang Ini
Dimana Disini
Kalau bukan pecinta Quran
Pasti nanti akan merugi.

Dengan bertilawah, kita menghidupkan Al-Quran, menciptakan semangat ukhuwah, meraih ilmu yg barokah...
Bersatu bersama agar keberkahan selalu meliputi kita dan semesta.

Mau tau siapa si penelepon...?

Si penelepon adalah Ketua Pelaksana Olimpiade Pecinta Quran (OPQ) saat itu dan Ketua Umum One Day One Juz saat aku ngepost tulisan ini, belio adalah al mukarom Ustad Bakat Setiaji.

Menuliskan namanya langsung terbayang kerja perdana bareng belio ditahun 2014 dan terus berlanjut hingga hari ini, beramal jama'i dan berukhuwah tak hanya bersama dirinya tetapi juga dengan istri serta keluarganya.

Belio dan istrinya adalah orang-orang yg luar biasa, begitu banyak kebaikan di dalam diri mereka, semoga dengan kebaikan tersebut Allah berkenan memberikan amanah buah hati kepada mereka. Sunggu aku bahagia memiki mereka berdua dalam semestaku. In syaa Allah dilain kesempatan akan ku ceritakan tentang mereka berdua.

Uhibbukum fillah Mba Yanti dan Babeh Bakat...

Palembang Bumi Darusalam
09.07.17

Sabtu, 08 Juli 2017

Aku, Lupus, Odoj

"Kak, kadang aku merasa luppy itu lucu, kadang kumat kadang baikan". Potongan chat aku bersama seseorang yang ku panggil dia dengan sebutan adik. Dia seorang akhwat, aku mengenalnya melalui facebook karena tanggal lahir sama jadi kami tak perlu waktu lama tuk lebih akrab, awalan berteman kami begitu akrab, sering chatting via inbok di fb, kemudian lost kontak dan qadarullah kami dipertemukan di Komunitas One Day One Juz, kami odojer dan kami pengurus meski berbeda bidang. Bukan hanya tanggal lahir yang sama dan sama-sama di ODOJ, Allah memberi takdir yang sama, di bulan yang sama setahun setelah aku dinyatakan positif SLE dia dihadiahkan oleh Allah SLE juga. Allahu Akbar, kalimat pertama yg ku tulis tatkala dia menceritakan kalo dia juga SLE atau yang lebih familiar dengan sebutan "lupus".

Kadang aku merasa luppy itu lucu, kadang kumat kadang baikan. Iyah...ini yang dirasakan semua odapus. Lucu terkadang aneh, jika tak paham odapus bisa dibilang orang gila, manja dan lainnya tentu tak mengenakan di dengar.

Bayangkan..! Ketika bangun pagi kau mendapati ada saja bagian tubuh mu memar, sementara kau tidak jatuh. Ketika bangun pagi kau dapati tubuh mu nyeri sana sini, berdiri butuh perjuangan, ketika menyentuh air rasa nyerinya kian menjadi. Atau ketika kau memasak tiba-tiba centong terlepas tanpa kau sadari, karena tiba-tiba tangan mu tidak ada rasa.

Atau yang ini, cuaca mendung meski gak hujan tapi kau berkacamata hitam, bukan tuk gaya-gayaan tapi karena mata mu tak bisa melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata hitam, mata mu terasa silau seakan-akan matahari sedang terang benderang padahal kondisi realnya sedang mendung? Lucu dan aneh bukan..?

Keanehan dan kelucuan inilah yg aku dan para odapus lain rasaakan. Ketika kelucuan dan keanehan itu datang tidak ada tawar menawar lagi, kami harus beristirahat, istirahat sejenak hingga kondisi pulih semula.

Mau tau apa yg kami rasakan lainnya lagi..? Entahlah rasanya hidup terbolak-balik, pikiran kacau, airmata tak jarang menetes. Tiap hari harus menkonsumsi obat yang rasanya lebih pahit dari jamu yg paling pahit, aku pernah meminumnya dgn dosis yg tinggi saat lupus kambuh di level tertinggi, jika dosis yg tinggi itu disamakan dgn dosis terendah, aku pernah meminum 16 butir obat sekali minum, iyah sekali minum.

Sebagai seorang odapus kami harus sadar diri bahwa kami "berbeda" dari kebanyakan orang. Kami bisa terlihat sangat sehat sekian detik berikutnya kami bisa-bisa saja ambruk tanpa ampun. Kami punya sahabat di dalam tubuh yg selalu siap 24 jam mengajak bermain dengan "caranya" yang terkadang spesial. Memiliki lupus di dalam tubuh tiap hari kami terus belajar, belajar tuk tetap hidup berkualitas meski dalam keterbatasan.

Lupus adalah penyakit autoimun yang menyerang usia produktif dan ia menyerang mayoritas perempuan di seluruh dunia. Seperti yang kita ketahui imunitas berfungsi sebagai tentara yg melindungi tubuh dari berbagai macam serangan dari virus dan bakteri. Bagi penderita lupus, imun yang dia miliki berlebihan, sehingga ia bingung mana kawan dan mana lawan jadi ia menyerang apa saja yg ingin diserangnya. Dan sayangnya ia menyerang organ-organ yg didalam tubuh sehingga fungsi organ tubuh tersebut terganggu bahkan tidak berfungsi lagi. Lupus dapat diketahui dari beberapa ciri fisik wajah memerah membetuk kupu-kupu disekitaran wajah dan hidung ketika kena sinar matahari, rambut rontok, sariawan menahun, mudah lelah, sering sakit (dan lainnya aku lupa), terakhir dari hasil pemeriksaan laboratorium. Jika takdir Allah menuliskan lupus ada di dalam diri kita ataupun orang-orang yg kita sayangi maka yg harus kita lakukan adalah tetap optimis karena semua ketentuan Allah baik untuk kita, kelola emosi (saya pun masih belajar hingga hari ini dan belum lulus-lulus juga), minum obat teratur dengan petunjuk dokter, check up ke dokter secara rutin, dan terakhir sadar diri kalo kita punya sahabat bernama lupus panggil saja ia luppy biar akrab gitu. Kenapa kudu dipanggil "sahabat" dan bukan "lawan". Jawabannya adalah mana ada sih sahabat yg ingin sahabatnya tersakiti. Jika lawan, tentulah ia ingin menang dan menghancurkan lawannya. Itulah mengapa sebabnya kebanyakan dari kami memanggil lupus dgn sahabat karena kami ingin ia tetap menjadi baik, kami tidak ingin melawannya karena sudah dipastikan kami akan kalah...

*Lupus dan Keajaiban Al-qur'an*

Keajaiban Al-qur'an, mungkin terdengar aneh dan mungkin mengada-ada tapi itulah yg aku rasakan. Aku divonis lupus 180 hari setelah menjadi odojer kemudian panitia GL dan DPP ODOJ.

Ada sebagian dari sesama penderita harus mengalami rangkaian pengobatan yg panjang, operasi beberapa kali, organ tubuh sudah ada yg rusak dan bahkan ada yg meninggal dulu baru ketahuan kalo dia menderita lupus.

Karena keajaiban Al-quran lah cukup dengan sakit kaki pasca mengisi Silatbar ODOJ Lampung, Silatbar ODOJ Bengkulu dan terakhir tawaf di Masjid Istiqlal Jakarta saat menjadi panitia GL Allah memberi isyarat bahwa ada sahabat yg akan hadir menemani hari-hari ku selanjutnya, pasca GL aku masuk rumah sakit dengan diagnosa thypus dan dbd tapi keluarga punya feeling lain dan akhirnya cek lab lupus dan positif. Kata dokter yg menangani ku saat pertama kali, akh termasuk beruntung karena bisa dgn cepat tahu bahwa aku ada lupus jika terlambat dokter pun tidak berani membayangkan apa yg akan terjadi.

Odoj salah satu wasilah yg membuat ku bisa tetap stabil hingga hari ini dan terakhir aku cek lab bulan kemarin dokter yg merawat merasa "surprise dan bahagia" karena perkembangan ku kian positif.

Bukankah Al-qur'an adalah obat? Jawabnya adalah iyah, iyah Al-qur'an adalah obat. _"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian"._ _(QS. Al - Isra' : 82)_

Karena itulah aku yakin yg terjadi dengan kesehatan ku bersama lupus 2 tahun ini karena keajaiban Al-qur'an, karena Allah yg Maha Baik mengenalkan ku dengan Komunitas One Day One Juz.

Barakallah fiik buat para odojer dan teman-teman pengurus, teruslah bersama-sama kita "Membumikan Al-qur'an dan melangitkan manusia".

*Lupus hadiah spesial tuk dia yg spesial*

Siapa yg spesial itu...? Aku kah..? Atau lupusnya..? Bukan keduanya.. Dia yg spesial itu adalah orang-orang terdekat odapus. Dia yg spesial itu adalah ibu, ayah, mama, papa, kakak, adek, suami, istri, anak dan semua orang terdekat odapus. Merekalah orang spesial itu. Betapa tidak, merekalah yg tak lelah berjuang agar odapus bisa sehat, rela merogoh kocek dalam-dalam demi pengobatan, berubah menjadi dokter, perawat dan apa saja yg penting odapus tidak merasa sendirian. Merekalah orang yg spesial, teristimewa. Jika sampai hari ini ada odapus yang tetap bernafas, hidup berkualitas itu dikarenakan ada orang-orang spesial yg selalu menemani. Sekali lagi aku katakan "mereka tak pernah lelah berjuang". Hati mereka pun hancur ketika tahu orang yang mereka kasihi sakit dan sakitnya mengerikan. Tapi mereka gak boleh terlihat hancur karena jika mereka hancur, bagaimana mungkin mereka bisa memperbaiki hati yg hancur lainnya, hati para odapus..?

Bagi kalian yg memiliki siapa saja orang yg kalian sayangi memiliki lupus didalam tubuhnya, janganlah kalian pergi menjauh, tidak peduli, odapus butuh kalian agar tetap bisa menghirup udara tiap hari. Jadilah bagian dari orang-orang spesial. Terima sakit mereka dengan lapang dada, kesabaran dan keikhlasan. Bukankah penerimaan tidak akan mendatangkan apapun kecuali kebaikan..? Berbuatlah baik, karena ketika kamu berbuat kebaikan untuk orang lain, maka sesungguhnya kamu berbuat baik tuk diri mu sendiri (Tertulis di dalam Al-qu'ran).

Buat odapus dan orang-orang terdekatnya, lupus bukan akhir segalanya.

_Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha_ _(Allah tidak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hamba-Nya)._ Allah tahu kita mampu, jika tidak mampu maka Dia yg akan memampukan kita.

Hidup akan tetap berlanjut karena kita tak pernah tahu seperti apa cara Allah "memanggil" kita pulang kepada-Nya.

Terakhir dan terpenting lupus tidak menular dan bukan penyakit keturunan..

Bumi Palembang Darusalam Kamis, 2 Syawal 1437 H Dini hari 02.05 Syifa1707

#Tulisanperdana #Lupus #Jejak yang tertinggal #Post17Juli