Hujan baru saja selesai membasahi ibukota negara ini. Aku yg keras kepala masih berada di depan laptop mencari berkas yang harus dikirimkan, tak peduli keringat dingin membasahi wajah, kepala berasa mau pecah, dada berdegup kencang ingin sekali rasanya rebahan. Aku sesekeras kepala itu.
Entah mengapa mata ini membuka grup Daily dan membaca "otw Rawamangun". Langsung saja hp dilepaskan menarik gamis dan khimar di gantungan, belum selesai siap-siap, suara motor sudah terdengar.
Ahh, bahkan suara motor dan langkah kakinya sudah sangat familiar, kian susah bukan...?
Lagi-lagi pertahanan ku kembali runtuh, aku gagal membaja dihadapannya. Aku seperti anak kecil yang takut sekali kehilangan mainan, tak mau dilepas barang sedetikpun.
Aku membenamkan diri, memegang erat tak mau dilepas.
Ahh, kian berat saja. Terlebih apa yg dilakukannya hari ini, ingin sekali menahannya tuk tak pergi, ingin tetap disini, tetap tinggal, tak ada kata coba lagi. Hari ini kenangan itu kian banyak, entah dengan cara apa aku melupakannya, entah dengan cara apa aku terbiasa. Seminggu ini aku bernafas dalam kenangannya dalam nasehat, sebentuk perhatian, sebentuk kekhawatiran, ahhh semuanya, hingga tak ada cela buat aku membencinya, mengembalikannya pada posisi semula.
Hari ini kian membuat ku sulit...
Hari ini kian membuat ku berat...
Tapi ada yg harus kami jaga, lebih besar dari apa yg kami rasa.
Dia bilang rasa ini anugerah, biarkan anugerah ini kembali kepada-Nya dalam bentuk doa panjang untuk kebaikan masing-masing. Kami tak tau apa penyebabnya bisa sejauh dan sedalam ini. Dia yg memberikan maka minta kepada-Nya untuk menarik kembali.
Ada yg harus kami jaga, lebih besar dari rasa takut akan kehilangan. Mungkin takdir kami hanya sebatas disini yg kemudian akan kami lanjutkan dalam diam, dalam pengharapan kepada-Nya saja.
Aku akan BERTARUNG sekali lagi.
Membunuh rasa untuk menyelamatkan rasa lainnya.
Membuat luka untuk menutup luka lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar