Tulisan ini saya buat tanggal 10 November 2016 dalam rangkaian kegiatan akbar Olimpiade Pecinta Qur'an, nulisnya tengah malam sambil jalan menuju ke penginapan, konyol sekali bukan...?
Ya begitulah, abisnya inspirasi bisa didapat darimana saja dan kapan saja, tinggal diambil atau gak inspirasi itu.
Awalnya saya buat tulisan ini tuk menerbitkan kominex tapi tiba-tiba waktu subuh tanggal 11.11.16 ditelepon seseorang dan belio meminta tulisan saya direvisi karena mau dibacakannya saat kata sambutan.
Baru bangun tidur disuruh rombak tulisan rasanya itu ga bisa diungkapkan dengan kata-kata, ngantuk plus bingung tiba-tiba si penelepon bilang "endingnya nangis yah" tatkala saya menanyakan endingnya mau dibuat apa. Saya tadinya sih mikir ending ditutup dengan doa dan harapan atau ucapan terima kasih karena dijadikan kata sambutan eh dijawab endingnya menangis dan akhirnya berlipatgandalah kebingungan saya.
Menghela nafas panjang, terdiam terus memutar memori kejadian 3 tahun silam yg pernah terjadi dan dialami sampai-sampai airmata menetes jatuh ke hape dan teman-teman sekamar bingung lihat saya nulis sambil ngomong sendiri plus menangis, pagi yang aneh.
Setelah itu taraaaa akhirnya jadilah tulisan dibawah ini (yang saya bold dan italic). Syukur alhamdulillah akhirnya kelar itu tulisan dan si penelepon suka dengan tulisan yg saya buat, sekali lagi alhamdulillah.
Dan ternyata tulisan yg katanya untuk dibaca sebagai kata sambutan berubah menjadi pembacaan puisi, ketika mendengarnya merinding dan menangis pun tak dapat saya elakkan. Campuraduk rasanya, gak pernah tulisan yg saya buat dipublish dan dibaca orang lain di depan umum.
Ada rasa bahagia, haru dan sedih karena nama ku tak disertakan sebagai "penulis" tulisan ini, tapi tak apalah biarkan saja aku tak bernama di penduduk bumi namun aku bernama di penduduk langit, in syaa Allah.
11 November 2016...
Hari ini 3 tahun yg lalu di sebuah masjid yg in syaa Allah diberkahi menjadi titik awal perjuangan untuk mulai menumbuhkan kecintaan kepada kitab suci, pedoman seorang muslim.
Hari ini 3 tahun yg lalu dengan semangat memperbaiki diri dan menebarkan kebaikan ke penjuru negeri kita hadir dengan harapan bisa menjadi penyelamat negeri.
Iyah, kita..
Komunitas One Day One Juz yg hari ini tepat 3 tahun yg lalu perjuangan mengembalikan kecintaan kepada Al-Qur'an mulai dirintis, disebarkan dan diharapkan bermanfaat untuk umat.
3 tahun penuh perjuangan..
Perjuangan pengurus, panitia tiap event dan odojer agar tetap istiqomah, agar tetap berada dijamaah kebaikan ini, tetap bersama melantunkan ayat demi ayat surat cinta dari kekasih tercinta...
Diawali dengan Grand Launching ODOJ 4 Mei 2014, kita kukuhkan komunitas kebaikan ini, kita kabarkan ke seluruh penjuru negeri bahwa saat ini ada ODOJ yg ingin dan siap berkontribusi tuk perbaikan negeri...
OUN setahun kemudian dilaksanakan sebagai rangkain peringatan HUT RI, Republik yg kita cintai, OUN hadir untuk sekali lagi ingin menegaskan bahwa ODOJ ada UNTUK NEGERI ini.
Kegiatan demi kegiatan yg bernafaskan Al-Quran terus dan akan dilaksanakan tiada henti baik di Nasional maupun di Dewan Perwakilan Daerah yg dimiliki karena dengan begini ODOJ tetap bergerak dan akan terus bergerak untuk terus "Membumikan Al-Qur'an Melangitkan Manusia", kembali menjadikan Al-Quran sahabat terbaik umat muslim di zaman ini, menjadikan Al-Quran sebagai solusi untuk perbaikan diri hingga negeri.
Dan hari ini, kita berkumpul disini dalam rangkaian kegiatan Olimpiade Pencinta Al-Quran yg merupakan bagian perjuangan yg tak pernah henti untuk membumikan Al-Qur'an melangitkan manusia karena kita adalah Para Pencinta Al-Qur'an.
Mana pecinta Quran
Ini pecinta Quran
Yang mana Yang Ini
Dimana Disini
Kalau bukan pecinta Quran
Pasti nanti akan merugi.
Dengan bertilawah, kita menghidupkan Al-Quran, menciptakan semangat ukhuwah, meraih ilmu yg barokah...
Bersatu bersama agar keberkahan selalu meliputi kita dan semesta.
Mau tau siapa si penelepon...?
Si penelepon adalah Ketua Pelaksana Olimpiade Pecinta Quran (OPQ) saat itu dan Ketua Umum One Day One Juz saat aku ngepost tulisan ini, belio adalah al mukarom Ustad Bakat Setiaji.
Menuliskan namanya langsung terbayang kerja perdana bareng belio ditahun 2014 dan terus berlanjut hingga hari ini, beramal jama'i dan berukhuwah tak hanya bersama dirinya tetapi juga dengan istri serta keluarganya.
Belio dan istrinya adalah orang-orang yg luar biasa, begitu banyak kebaikan di dalam diri mereka, semoga dengan kebaikan tersebut Allah berkenan memberikan amanah buah hati kepada mereka. Sunggu aku bahagia memiki mereka berdua dalam semestaku. In syaa Allah dilain kesempatan akan ku ceritakan tentang mereka berdua.
Uhibbukum fillah Mba Yanti dan Babeh Bakat...
Palembang Bumi Darusalam
09.07.17